Pasukan Khusus TNI

 Komando Pasukan Khusus [KOPASSUS] TNI AD

Komando Pasukan Khusus (Kopassus), dulunya Komando Pasukan Sandi Yudha (Kopasandha), dilatih untuk mengumpulkan data intelijen, berbagai teknik operasi khusus, sabotasi, dan pendaratan lewat udara dan air. Didirikan pada tanggal 16 April 1952, Kopassus dirombak dan dikecilkan jumlahnya di tahun 1985, dan pada tahun 1992 kekuatan Kopassus hanya berjumlah 2.500 orang. Mereka, yang dapat dengan mudah dikenali karena baret merahnya, dibagi dalam dua grup operasi dan satu grup pelatihan.
Pada tahun-tahun akhir di dasawarsa 1990 Kopassus kembali menambah jumlah anggotanya menjadi 6.000 orang. Dengan bermarkas besar di Cijantung, Jakarta Timur, Kopassus berkembang menjadi lima grup, dimana Group IV secara khusus menangani operasi intelijen bersama dengan Satuan Gabungan Intelijen (SGI)   Kopassus.
Sekitar tahun 2001, Kopassus merampingkan organisasinya menjadi 5.000 personel dengan pembagian sebagai berikut:
* Group 1 Para Komando (Taktakan, Serang, Banten) - 3 batalyon
* Group 2 Para Komando (Kandang Menjangan, Kartasura, Solo) - 3 batalyon
* Group 3 Sandi Yudha / Intelijen (Cijantung, Jakarta)
* (1) Batalyon Parako (terpisah) (Semplak, Bogor)
* (1) Detasemen Markas Komando (Cijantung, Jakarta)
* (1) Sat-81/Gultor (Cijantung, Jakarta)
Pusat Pendidikan Pasukan Khusus / Pusdikpassus (Batujajar, Bandung)
Kopassus adalah kekuatan elite yang selalu mengutamakan jumlahnya yang sedikit dan kemampuannya untuk melakukan penyerangan secara cepat. Mereka telah terjun dalam berbagai operasi militer di wilayah Indonesia yang keamanannya sedang tidak terjamin. Unit Kopassus terlibat dalam operasi pembebasan sandera dalam pesawat Garuda Airline Woyla pada tahun 1981. Beberapa anggota Kopassus juga telah mendaki puncak Gunung Everest di tahun 1997.
Detasemen 81, unit anti teroris Kopassus, ditiadakan dan diintegrasikan ke grup-grup tadi. Sebutan bagi pemimpin Kopassus juga ditingkatkan dari Komandan Kopassus yang berpangkat Brigjen menjadi Komandan Jendral (Danjen) Kopassus yang berpangkat Mayjen bersamaan dengan reorganisasi ini.

Perbedaan struktur dengan satuan infanteri lain
Struktur organisasi Kopassus berbeda dengan satuan infanteri pada umumnya. Meski dari segi korps, para anggota Kopassus pada umumnya berasal dari Korps Infanteri, namun sesuai dengan sifatnya yang khusus, maka Kopassus menciptakan strukturnya sendiri, yang berbeda dengan satuan infanteri lainnya.
Kopassus sengaja untuk tidak terikat pada ukuran umum satuan infanteri, hal ini tampak pada satuan mereka yang disebut Grup. Penggunaan istilah Grup bertujuan agar satuan yang dimiliki mereka terhindar dari standar ukuran satuan infanteri pada umumnya (misalnya Brigade). Dengan satuan ini, Kopassus dapat fleksibel dalam menentukan jumlah personel, bisa lebih banyak dari ukuran brigade (sekitar 5000 personel), atau lebih sedikit.

Jumlah personel
Karena Kopassus merupakan pasukan khusus, maka dalam melaksanakan operasi tempur, jumlah personel yang terlibat relatif sedikit, tidak sebanyak jumlah personel infanteri biasa, dengan kata lain tidak menggunakan ukuran konvensional mulai dari peleton hingga batalyon. Kopassus jarang sekali (mungkin tidak pernah) melakukan operasi dengan melibatkan kekuatan satu batalyon sekaligus.

Istilah di kesatuan
Karena berbeda dengan satuan pada umumnya, satuan di bawah batalyon bukan disebut kompi, tetapi detasemen, unit atau tim. Kopassus jarang melibatkan personel yang banyak dalam suatu operasi. Supaya tidak terikat dengan ukuran baku pada kompi atau peleton, maka Kopassus perlu memiliki sebutan tersendiri bagi satuannya, agar lebih fleksibel.
Baret Merah Kopassus
Pangkat komandan
  • Komandan Grup berpangkat Kolonel,
  • Komandan Batalyon berpangkat Letnan Kolonel,
  • Komandan Detasemen, Tim, Unit, atau Satuan Tugas Khusus, adalah perwira yang pangkatnya disesuaikan dengan beban tugasnya (mulai Letnan sampai Mayor).
Beberapa operasi yang dilakukan oleh Kopassus
Penumpasan DI/TII, operasi militer PRRI/Permesta, Operasi Trikora, Operasi Dwikora, penumpasan G30S/PKI, Pepera di Irian Barat, Operasi Seroja di Timor Timur, operasi pembebasan sandera di Bandara Don Muang-Thailand (Woyla), Operasi GPK di Aceh, operasi pembebasan sandera di Mapenduma, serta berbagai operasi militer lainnya. Dikarenakan misi dan tugas operasi yang bersifat rahasia, mayoritas dari kegiatan tugas daripada satuan KOPASSUS tidak akan pernah diketahui secara menyeluruh.
Contoh operasi KOPASSUS yang pernah dilakukan dan tidak diketahui publik seperti: Penyusupan ke pengungsi Vietnam di pulau Galang untuk membantu pengumpulan informasi untuk di kordinasikan dengan pihak Amerika Serikat (CIA), penyusupan perbatasan Malaysia dan Australia dan operasi patroli jarak jauh (long range recce) di perbatasan Papua nugini.
Prajurit Kopassus dapat mudah dikenali dengan baret merah yang disandangnya, sehingga pasukan ini sering disebut sebagai pasukan baret merah. Kopassus memiliki moto Berani, Benar, Berhasil.

Komando strategi dan cadangan angkatan darat Indonesia [Kostrad] TNI AD

Kostrad yang merupakan singkatan dari Komando Cadangan Strategis TNI Angkatan Darat, adalah bagian dari Bala Pertahanan Pusat yang dimiliki oleh TNI Angkatan Darat. Kostrad memiliki pasukan berkisar antara 25.000 sampai 26.000 personil yang memiliki selalu siap untuk beroperasi atas perintah panglima TNI kapan saja. Cikal bakal Kostrad berasal ketika Indonesia pertama kali berurusan dengan isu kemerdekaan Irian Barat pada tahun 1960. Kostrad kemudian dibentuk pada 6 Maret 1961 bernama Korra-I/Caduad, berdasarkan surat keputusan Men/pangad No. ML/KPTS 54/3/1961. Sebagai kesatuan yang paling muda, Kostrad merupakan inti kekuatan Komando Mandala (operasi trikora atau pembebasan Irian Barat). Kemudian berganti nama menjadi Kostrad pada tahun 1963.

Mayor Jenderal Soeharto (yang kemudian menjadi Presiden Indonesia) dipercaya sebagai orang pertama yang menjabat Panglima Kostrad (Pangkostrad). Pada tanggal 1 April 1998 Panglima Kostrad dijabat oleh Letnan Jenderal Prabowo Subianto yang merupakan anak mantu Soeharto.
Selama masa Orde Baru, Korps baret hijau ini tidak pernah absen dari berbagai operasi militer di Indonesia, seperti penumpasan G-30-S/PKI, Operasi Trisula, PGRS (Sarawak People's Guerrilla Force) di Sarawak, PARAKU (North Kalimantan People's Force) di Kalimantan Utara dan Operasi Seroja di Timor Timur. Kostrad juga dilibatkan pada tingkat internasional dengan diberangkatkannya pasukan Garuda di Mesir (1973-1978) dan Vietnam (1973-1975) serta dalam operasi gabungan sebagai pasukan penjaga perdamaian dalam perang Iran-Irak antara 1989 dan 1990.
Tahun 1984 Pangkostrad bertanggung jawab langsung kepada Panglima ABRI dalam operasi-operasi pertahanan dan keamanan. Sekarang ini Kostrad memiliki kekuatan pasukan sekitar 35.000 sampai 40.000 tentara dengan dua divisi infantri yaitu Divisi Satu yang bermarkas di Cilodong, Jawa Barat dan Divisi Dua yang bermarkas di Singosari Kabupaten Malang Jawa Timur. Setiap divisi memiliki brigade lintas udara dan brigade infantri.

Fungsi & Tugas Pokok
Kostrad Penyusupan Rawa
Berdasarkan Surat Keputusan Pangab Nomor: Kep/09/III/1985 tanggal tanggal 6 Maret 1985 tentang Pokok-Pokok Organisasi dan tugas Komando Cadangan Strategis TNI – AD (Kostrad), diatur bahwa Kostrad sebagai Komando Utama Pembinaan berkedudukan langsung di bawah Kasad, sedangkan sebagai Komando Utama Operasional Kostrad berkedudukan langsung dibawah Panglima TNI. Kostrad bertugas pokok membina kesiapan operasional atas segenap jajaran Komandonya dan menyelenggarakan Operasi Pertahanan Keamanan tingkat strategis sesuai dengan kebijaksanaan Panglima TNI. Guna melaksanakan tugas tersebut Kostrad menyelenggarakan dan melaksanakan fungsi utama dalam pengembangan kekuatan, pertempuran dan administrasi, fungsi organik militer baik intelijen, operasi dan latihan, pembinaan personil, logistik, dan teritorial serta fungsi organik pembinaan dalam perencanaan, pengendalian dan pengawasan.

Struktur Organisasi
Dibidang organisasi, Kostrad memiliki Sruktur organisasi yang ditetapkan oleh Kepala Staf TNI-AD berdasarkan Surat Keputusan Kasad Nomor: Kep/9/III/85 tanggal6 Maret 1985. Kostrad dipimpin oleh seorang Pangkostrad berpangkat Letnan Jenderal TNI. Dalam tugas sehari-hari Pangkostrad dibantu oleh seorang Kepala Staf berpangkat Mayor Jenderal, unsur pembantu pimpinan yakni Staf Pribadi (Spri), Inspektorat Kostrad (Ir Kostrad), dan Staf Umum Kostrad yaitu para Asisten Kepala Staf yang berfungsi sebagai pengawas pelaksanaan kegiatan masing-masing bidang kegiatan. Sedangkan unsur pelaksana pada Kostrad terdiri dari Badan Pelaksana (Balak), Satuan tempur (Satpur), dan Satuan Bantuan Tempur (Satbanpur).

TONTAIPUR (Pleton Intai Tempur) [TNI-AD]

Peleton Intai Tempur (Tontaipur) merupakan satuan elite Kostrad terbaru, diresmikan pada tanggal 4 Agustus 2001. Setelah latihan secara intensif selama lima bulan, 97 pasukan yang diseleksi dari Brigade Infantri 9 dan Brigade Infantri 13 Kostrad menjadi prajurit-prajurit pertama satuan elite ini.

GAGASAN AWAL TONTAIPUR
Gagasan awal pelatihan Tontaipur ini lebih banyak ditimba dari pengalaman di lapangan dan berbagai penugasan tempur. Di situ banyak ditemukan kenyataan bahwa satuan kecil lebih efektif dalam melaksanakan manuver di lapangan. Dengan pengalaman ini maka timbulah sebuah gagasan dari Pangkostrad waktu itu, tahun 2001, Letnan Jenderal TNI Ryamizard Ryacudu untuk membentuk satu pasukan kecil yang dilatih khusus dengan ketrampilan-ketrampilan tempur serta persenjataan dan perlengkapan khusus guna melaksanakan operasi tempur dengan hasil yang optimal.

Dengan senapan serbu buatan Bulgaria masing-masing AK-47 versi SNUP untuk perwira dan bintara serta AK-47 versi SN untuk tamtama. Sebagian AK-47SN dilengkapi dengan pelontar granat 40mm jenis PG-40.Tontaipur dipersenjatai
Sesuai kualifikasinya, Tontaipur akan diterjunkan untuk misi pengintaian jarak jauh ke wilayah musuh dan melakukan penghancuran terhadap sasaran-sasaran penting. Diantara perlengkapan yang dibawa, mereka akan dibekali senapan serbu khusus berikut teropong bidik malam (NVG, night vision goggle). Tiap personel Tontaipur ini memiliki kemampuan operasi sekaligus di tiga matra, yakni di darat, laut, dan udara.
Keahlian
  • Mereka dapat bertahan 10 jam di air atau dilaut. Dalam hal ini mereka dilatih oleh KOPASKA (Komando Pasukan Katak).
  • Mereka juga dapat menggunakan senjata-senjata tradisional.
Uji coba pertama bagi Tontaipur adalah operasi penumpasan Gerakan Aceh Merdeka (GAM).

Ciri khas mereka, mereka menggunakan seragam dengan berlambang bentuk dasar Perisai. Melambangkan bahwa Ton Taipur merupakan pelindung Negara Kesatuan Republik Indonesia dari segala bentuk ancaman baik yang datang dari Dalam maupun Luar Negeri yang dapat mengganggu stabilitas Nasional.
  • Warna Dasar Hijau. Mengandung arti bahwa Ton Taipur merupakan bagian dari TNI Angkatan Darat.
  • Bendera Merah Putih Melintang. Mengandung arti bahwa dalam dada Prajurit Taipur selalu tertanam jiwa Merah Putih dan senantiasa siap mempertahankan kedaulatan negara.
  • Pisau.. Melambangkan keberanian prajurit Taipur yang tidak gentar dalam menghadapi berbagai uji dan coba.
  • Anak Panah Melintang. Mengandung arti kecepatan dalam melaksanakan tugas yang diberikan.
  • Tulisan Cep,at Tepat Tuntas. Mengandung arti bahwa Ton Taipur Cepat dalam bertindak, Tepat pada sasaran dan Tuntas dalam melaksanakan berbagai tugas .
  • Baju Hitam Tempur. Baju hitam Taipur dikenakanpada saat even-even khusus, baik yang sifatnya protokoler ataupun penugasan yang sifatnya rahasia, pertempuran jarak dekat ataupun aksi khusus.
  • Lambang Merah Putih Pada Lengan Kanan Baju PDL. Mengandung arti bahwa semngat pengabdian untuk menegakkan dan mempertahankan kedaulatan bangsa, siap sedia dalam mempertahankan setiapjengkal wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia.

 Batalyon Raider [TNI AD]

Batalyon Raider adalah satu batalyon pasukan elit infanteri Tentara Nasional Indonesia (TNI). Sepuluh batalyon raider yang diresmikan pada 22 Desember 2003 itu, dibentuk dengan membekukan 8 yonif pemukul Kodam dan 2 yonif Kostrad. Sebagai kekuatan penindak, kekuatan satu batalyon raider (yonif/raider) setara tiga kali lipat kekuatan satu batalyon infanteri (yonif) biasa di TNI.
Setiap batalyon raider terdiri atas 747 personel. Mereka memperoleh pendidikan dan latihan khusus selama enam bulan untuk perang modern, anti-gerilya, dan perang berlarut. Tiap-tiap batalyon ini dilatih untuk memiliki kemampuan tempur tiga kali lipat batalyon infanteri biasa. Mereka dilatih untuk melakukan penyergapan dan mobil udara, seperti terjun dari helikopter.

50 orang personel di antara 747 orang personel dalam satu batalyon Raiders memiliki kemampuan anti teror dan keahlian-keahlian khusus lainnya. Keahlian tersebut mereka dapatkan setelah mengikuti pendidikan yang diselenggarakan oleh Pusat Pendidikan Pasukan Khusus (Grup 3 KOPASSUS) yang bertempat di Batujajar, Jawa Barat. Hal ini bertujuan untuk meningkatkan kekuatan pasukan raiders.

Kualifikasi personel
Raider adalah kualifikasi prajurit Tentara Nasional Indonesia (TNI) yang dilatih untuk menguasai 3 kemampuan. Kemampuan tersebut adalah:
  1. Kemampuan sebagai pasukan anti-teroris untuk pertempuran jarak dekat.
  2. Kemampuan sebagai pasukan lawan gerilya dengan mobilitas tinggi.
  3. Kemampuan untuk melakukan pertempuran-pertempuran berlanjut (panjang).
Batalyon Raider
 1 ) Yonif Linud -100/Prajurit Setia -Yonif 100/Raider 2) Yonif 145/Bhakti Nagara Laga Utama - Yonif 200/Raider 3) Yonif 327/Brajawijaya -Yonif 300/Raider 4) Yonif 401/Banteng Raider- Yonif 400/Raider 5) Yonif 507/Sikatan- Yonif 500/Raider 6) Yonif Linud 612/Modang- Yonif 600/Raider 7) Yonif Linud 700/Wira Yudha Sakti- Yonif 700/Raider 8) Yonif 741/ Satya Bhakti- Yonif 900/Raider 9) Yonif 323/ Buaya Putih- Yonif 323/Raider 10) Yonif 412/Bharata Eka Sakti -Yonif 412/Raider 11) Yonif 514/Sabadda Yudha- Yonif 514/Raider 12) Yonif 733/Masariku- Yonif 733/Raider
Seragam dan Baret Raider


Paskhas [TNI AU]

Logo Paskhas

Korps Pasukan Khas TNI AU, disingkat Korpaskhasau, merupakan pasukan (khusus) yang dimiliki TNI AU. Sama seperti satuan lainnya di TNI AD dan TNI AL, Paskhas merupakan satuan tempur darat berkemampuan tiga matra: laut, darat, udara. Hanya saja dalam operasi, tugas dan tanggungjawab, Paskhas lebih ditujukan untuk merebut dan mempertahankan pangkalan udara dari serangan musuh, untuk selanjutnya menyiapkan bagi pendaratan pesawat teman. Kemampuan satu ini disebut Operasi Pembentukan dan Pengoperasi Pangkalan Udara Depan (OP3UD).
pada 17 Oktober 1947 di Kotawaringin, Kalimantan, ditandai sebagai hari keramat kelahiran Paskhas. Di awal usia TNI AU (lahir 9 April 1946), pasukan payung ini disebut Pasukan Pertahanan Pangkalan (PPP). April 1952, kekuatan AURI diperkuat dengan dibentuk lagi Pasukan Gerak Tjepat (PGT). Sejarah Paskhas sebagai pasukan payung pertama hampir setua Republik Indonesia ini.
Baret dan Seragam

Hingga pada tahun tersebut, pasukan TNI AU terdiri dari PPP, PGT dan PSU (Penangkis Serangan Udara). Lebih lanjut pada 15 Oktober 1962, dibetuk Komando Pertahanan Pangkalan Angkatan Udara (KOPPAU) yang membawahi resimen PPP dan PGT. Pergantian KOPPAU menjadi Kopasgat (Komando Pasukan Gerak Tjepat) disahkan pada 17 Mei 1966. Saat itu kekuatan Kopasgat mencapai tiga resimen (Bandung, Jakarta, Surabaya). Adapun perubahan menjadi Pusat Pasukan Khas disahkan pada 11 Maret 1985 sebelum akhirnya menjadi Korpaskhasau lewat Surat Keputusan Panglima ABRI tertanggal 7 Juli 1997.
Parade
Paskhas saat ini berkekuatan 3.000 personel. Terbatasnya dukungan dana dari pemerintah memang jadi kendala untuk memodernisasi Paskhas. Dari segi persenjataan saja, prajurit Paskhas hanya mengandalkan persenjataam macam senapan serbu SS-1 dan senapan mesin ringan Scorpion sebagai perlengkapan unit anti teroris Detasemen Bravo.
Namun begitu, rencana mengembangkan Paskhas menjadi 10 Skadron dengan jumlah personel dua kali lipat dari

sekarang, tetap menjadi 'energi' bagi Paskhas untuk terus membenahi diri. Setidaknya sampai saat ini, pola penempatan Paskhas masih mengikuti pola penggelaran alutsista TNI AU, dalam hal ini pesawat terbang. Dengan kata lain, di mana ada skadron udara, di situ (idealnya) mesti ada skadron Paskhas sebagai unit pengamanan pangkalan.


DEN BRAVO-90 [TNI AU]


Logo Den Bravo-90
Detasemen Bravo 90 terbilang paling muda. Baru dibentuk secara terbatas di lingkungan Korps Pasukan Khas AU pada 1990, Bravo berarti yang terbaik. Konsep pembentukannya merujuk kepada pemikiran Jenderal Guilio Douchet: Lebih mudah dan lebih efektif menghancurkan kekuatan udara lawan dengan cara menghancurkan pangkalan/instalasi serta alutsistanya di darat daripada harus bertempur di udara.

Dari dasar ini, Bravo 90 diarahkan menjalankan tugas intelijen dalam rangka mendukung operasi udara, menetralisir semua potensi kekuatan udara lawan serta melaksanakan operasi-operasi khusus sesuai kebijakan Panglima TNI. Saat dibentuk, Bravo diperkuat 34 prajurit ­ 1 perwira, 3 bintara, 30 tamtama. Entah kenapa, sejak dibentuk hingga akhir 1990-an, hampir tak pernah terdengar nama Bravo. Dalam masa "vakum" itu, anggotanya dilebur ke dalam Satuan Demonstrasi dan Latihan Depodiklat Paskhas (Satdemolat). Baru pada 9 September 1999, dilaksanakan upacara pengukuhan Detasemen Bravo dengan penyerahan tongkat komando.

Kopaska, dilatih dalam penjinakan bahan peledak di Pusdikzi Gegana, Polri.Prajurit Bravo diambil dari prajurit para-komando terbaik. Setiap angkatan direkrut 5-10 orang. Untuk mengasah kemampuan antiteror, latihan dilakukan di pusat latihan serbuan pesawat GMF Sat-81 Gultor, latihan infiltrasi laut dalam rangkan penyerbuan pangkalan udara lepas pantai di pusat latihan Denjaka, latihan UDT
Den Bravo-90 Misi Penyelamatan
(under water demolition) di sarana latihan Kopaska, serta latihan penjinakan bahan peledak di Pusdikzi Gegana, Polri.

Komando Pasukan Katak [Kopaska TNI AL]

Logo Kopaska
Komando Pasukan Katak disingkat KOPASKA adalah pasukan khusus dari TNI Angkatan Laut. Semboyan dari korps ini adalah "Tan Hana Wighna Tan Sirna" yang berarti "tak ada rintangan yang tak dapat diatasi". Korps ini secara resmi didirikan pada 31 Maret 1962 oleh Presiden Indonesia waktu itu Soekarno untuk membantunya dalam masalah Irian Jaya. Pasukan khusus ini sebenarnya sudah ada sejak 1954.
Bapak dari Kopaska adalah Kapten Pelaut Iskak dari sekolah pasukan katak angkatan laut di pangkalan angkatan laut Surabaya. Tugas utama dari pasukan ini adalah peledakan/demolisi bawah air termasuk sabotase/penyerangan rahasia kekapal lawan dan sabotase pangkalan musuh, torpedo berjiwa (kamikaze), penghancuran instalasi bawah air, pengintaian, mempersiapkan pantai pendaratan untuk operasi amfibi yang lebih besar serta antiteror di laut/maritime counter terorism . Jika tidak sedang ditugaskan dalam suatu operasi, tim tim Detasemen Paska dapat ditugaskan menjadi pengawal pribadi VIP seperti Presiden dan Wakil Presiden Indonesia.

Komando Pasukan Katak TNI-AL
Parade Pasukan Kopaska
  1. Satuan Pasukan Katak Armada Barat (Satpaska Armabar)
    1. Detasemen 1 Sabotase / anti-Sabotase (Teror)
    2. Detasemen 2 Operasi Khusus
    3. Detasemen 3 Combat SAR
    4. Detasemen 4 EOD dan Ranjau Laut / Mine clearence
    5. Detasemen 5 Underwater Demolition
    6. Detasemen 6 Special Boat Unit
  2. Satuan Pasukan Katak Armada Timur (Satpaska Armatim)
    1. Detasemen 1 Sabotase / anti-Sabotase (Teror)
    2. Detasemen 2 Operasi Khusus
    3. Detasemen 3 Combat SAR
    4. Detasemen 4 EOD dan Ranjau Laut / Mine clearence
    5. Detasemen 5 Underwater Demolition
    6. Detasemen 6 Special Boat Unit
Tugas "Manusia Katak"
Penyusupan Kopaska
  1. Tugas dalam Operasi Amphibi
    • Beach Recconaisance
    • Post Reconnaisance
    • Beach Clearing
    • SUROB (Surf Observation)
  2. Operasi Khusus
    • Sabotase / Anti Sabotase (Teror)
    • Clandestein
    • Combat SAR
    • Mine Clearance Ops
    • Send and Pick up agent
  3. Operasi Tambahan
    • PAM VIP VVIP & Vital Obj
    • Underwater Survey
    • SAR
    • Underwater Salvage
    • Factual Information Gathering
Kegiatan saat ini
  • Melaksanakan Operasi khusus/Intelijen TNI dan TNI AL
  • Melaksanakan Operasi "Kikis Bajak"
  • Unit Anti Perompak Perairan Indonesia
  • Buru Perompak di daerah Selat Malaka
  • Buru Perompak di daerah Selat Sunda
  • Buru Perompak di daerah Bangka Belitung
  • Pengamanan Blok Ambalat Ambalat
  • Pengamanan Objek Vital Lepas Pantai Oil Rig
  • Latma Malindo Malaysia & Indonesia
  • Latma PANDU EODEX dgn Republic of Singapore Navy Naval Diving Unit / RSN-NDU secara bergantian Singapura dan Indonesia
  • Latma MCMEX / DIVEX dengan Tim NAVAL EOD dari 25 negara Asia Pasifik di Asia Pasifik
  • Latma Flash Iron / SEALEX dengan US NAVY SEAL US Navy
  • Latma Balance Iron dengan US Army Ranger US Army

 YonTaifib [TNI AL]

Lambang satuan Yontaifib
Batalyon Intai Amfibi atau disingkat YonTaifib adalah satuan elit dalam Korps Marinir seperti halnya Kopassus dalam jajaran TNI Angkatan Darat. Dahulunya satuan ini dikenal dengan nama KIPAM (Komando Intai Para Amfibi). Untuk menjadi anggota YonTaifib, calon diseleksi dari prajurit marinir yang memenuhi persyaratan mental, fisik, kesehatan, dan telah berdinas aktif minimal dua tahun. Salah satu program latihan bagi siswa pendidikan intai amfibi, adalah berenang dalam kondisi tangan dan kaki terikat, sejauh 3 km. Dari satuan ini kemudian direkrut lagi prajurit terbaik untuk masuk kedalam Detasemen Jala Mengkara, pasukan elitnya TNI Angkatan Laut.
Personil Yontaifib
Sejarah
Sejak berdirinya KKO AL setiap penugasan dirasakan perlunya data-data intelejen, serta pasukan khusus yang terlatih dan mampu melaksanakan kegiatan khusus yang tidak dapat dikerjakan oleh satuan biasa dalam rangka keberhasilan tugas. Menjawab kebutuhan tersebut, pada tanggal 13 Maret 1961 berdasarkan Surat Keputusan (SK) Komandan KKO AL No.47/KP/KKO/1961 tanggal 13 Maret 1961, tentang pembentukan KIPAM. Pada tanggal 13 Maret 1961, KIPAM berdiri dibawah Yon Markas Posko Armatim - I, para perintis berdirinya KIPAM adalah Bapak Sumardi, Bapak Untung Suratman, Bapak Moelranto Wiryohuboyo, dan Bapak Ali Abdullah. Pada tanggal 25 Juli 1970 KIPAM berubah menjadi Yon lntai Para Amfibi. Tanggal 17 November 1971 Yon lntai Para Amfibi berubah menjadi Satuan lntai Amfibi, pada akhirnya berubah menjadi Batalyon lntai Amfibi atau disingkat Yon Taifib Mar dibawah Resimen Bantuan Tempur Korps Marinir. Seiring dengan perkembangan Korps Marinir dengan peresmian Pasmar I SK Kasal No. Skep/08/111/2001 tanggal 12 Maret 2001 tentang Yon Taifib Marinir tidak lagi dibawah Resimen Bantuan Tempur Korps Marinir (Menbanpurmar), akan tetapi langsung berada dibawah Pasmar. Melihat lingkup penugasan serta kemampuannya, akhirnya Taifib secara resmi disahkan menjadi Pasukan Khusus TNI AL. Hal ini sesuai dengan SK Kasal No. Skep/1857/XI/2003 tanggal 18 November 2003 tentang Pemberian Status Pasukan Khusus kepada Intai Amfibi Korps Marinir.

Pasukan ini dibentuk dengan konsep awal pengintaian pantai untuk kepentingan operasi amfibi korps marinir. Kemudian berkembang menjadi sekaligus pasukan penyerang apabila diperlukan. Karena itulah maka pasukan marinir yang satu ini diakui menjadi salah satu elit forces TNI. Pasukan ini dibagi dalam 2 batalyon ( pasmar 1 dan 2 ) dan anggotanya direkrut dari anggota marinir ( khususnya infanteri ,artileri dan kavaleri) yang telah bertugas min 2 tahun di korps marinir dan pernah bertugas tempur minimal 1 kali. Juga fisik dan stamina , pengetahuan militer, kualifikasi menembak, brevet para, water jump, IQ diatas rata2. Den Jaka adalah detasemen gultor yang anggotanya adalah anggota Taifib dan Kopaska. Kendali Komando Den Jaka terletak pada Dankormar.

Tugas pokok
YonTaifib mempunyai tugas pokok membina dan menyediakan kekuatan serta membina kemampuan unsur-unsur amfibi maupun pengintaian darat serta tugas-tugas operasi khusus dalam rangka pelaksanaan operasi pendaratan amfibi, operasi oleh satuan tugas TNI AL atau tugas-tugas operasi lainnya.

Detasemen Jala Mangkara [Denjaka] TNI AL

Logo Denjaka
Detasemen Jala Mangkara (disingkat Denjaka) adalah sebuah detasemen  pasukan khusus TNI Angkatan Laut. Denjaka adalah satuan gabungan antara personel Kopaska dan Taifib Korps Marinir TNI-AL. Dibentuk 13 November 1984.
Prajurit Denjaka Action-1
Anggota   Denjaka   dididik  di Bumi  Marinir  Cilandak  dan  harus  menyelesaikan  suatu  pendidikan yang disebut PTAL (Penanggulangan Teror Aspek Laut). Lama pendidikan ini adalah 6 bulan.

Prajurit Denjaka Action-3


Intinya Denjaka memang dikhususkan untuk
satuan anti teror walaupun mereka juga bisa dioperasikan di mana saja terutama anti teror aspek laut. Denjaka dibentuk berdasarkan instruksi Panglima TNI kepada Komandan Korps Marinir No Isn.01/P/IV/1984 tanggal 13 November 1984. Denjaka memiliki tugas pokok membina kemampuan antiteror dan antisabotase di laut dan di daerah pantai serta kemampuan
klandestin aspek laut.
Prajurit Denjaka Action-2

Markas Mako Korps Marinir, Cilandak, Jakarta Selatan. Kekuatan 200-an orang. Persenjataan Minimi 5,56 mm, g36, HK416, SS-1, CZ-58, Styer AUG, SS-2, HK 53, UZI, SPR-1 MP5, Beretta 9 mm, SIG-Sauer 9 mm. Spesialis Antibajak kapal laut, segala bentuk teror aspek laut, sabotase, intelijen & kontra-intelijen.
Prajurit Denjaka Action-4

    Demikian ulasan dari Pasukan Khusus TNI yang sekarang masih eksis dan disegani diberbagai negara luar.